Kapal LCT SORSEL Indah Diklaim Hilang, Frans Angkat Bicara: 'Ini Bukan Barang Bukti Korupsi!
TRANSFORMASINUSA.COM – Beredar pemberitaan mengenai kapal LCT SORSEL Indah yang dikatakan raib, menimbulkan berbagai spekulasi. Frans, seorang pemerhati kebijakan pemerintah, angkat bicara menanggapi isu tersebut. Ia mempertanyakan klaim bahwa kapal tersebut merupakan barang bukti dalam kasus korupsi mantan Bupati Sorong Selatan, Otto Ihalauw.sorong,(01/03/2025)
"Barang bukti adalah yang dipakai untuk tindak pidana. Kalau itu barang bukti, siapa terpidananya?" ujar Frans tegas. Ia juga menyayangkan pemberitaan yang menyebut kapal tersebut sebagai barang bukti korupsi, sementara Otto Ihalauw sendiri tidak pernah ditahan terkait kasus tersebut. "Secara logika, tidak ada barang bukti yang perlu disita atau ditahan," tambah pria asal Maybrat ini.
Frans, yang juga menjabat sebagai penasihat Persatuan Pewarta Warga Indonesia wilayah Papua Barat Daya, menekankan pentingnya pemberitaan yang berimbang. Menurutnya, media seharusnya melakukan konfirmasi kepada pihak yang bersangkutan sebelum menyebarkan informasi, terutama jika narasumber tidak bersedia memberikan bukti atau identitasnya.
Lebih lanjut, Frans mengaku telah melakukan konfirmasi kepada Taufik, yang disebut-sebut menggelapkan kapal LCT SORSEL Indah. Dari keterangan yang didapat, kapal tersebut merupakan aset daerah yang dijual kepada Taufik. Frans juga melihat bukti penyetoran ke kas negara terkait pembelian kapal tersebut.
Taufik, saat ditemui awak media, membantah tuduhan penggelapan. Ia menjelaskan bahwa pembelian kapal tersebut dilakukan secara transparan dan diketahui oleh pemerintah daerah. "Saya membeli barang tersebut dan itu diketahui pihak pemerintah daerah. Ada bukti pembayaran ke kas negara dan akta jual beli. Kapal tersebut juga berada di tempat umum (Marina). Tidak mungkin saya berani melakukan tindakan ilegal," tegas Taufik.
Taufik menyesalkan pemberitaan negatif yang mengaitkan dirinya dengan tuduhan penggelapan bersama anggota TNI. Menurutnya, hal tersebut adalah fitnah dan bisa dikategorikan sebagai berita hoax. "Mengaitkan institusi lain dalam hal ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan pemberitaan ke dewpan dapat lebih akurat dan bertanggung jawab, serta tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
[ RED/TIM ]
Posting Komentar