Meneruskan Legasi, Menyalakan Cahaya: Sebuah Opini tentang Syekh Muhammad Fathurrahman
Meneruskan Legasi, Menyalakan Cahaya: Sebuah Opini tentang Syekh Muhammad Fathurrahman
Kelahiran Syekh Muhammad
Fathurrahman pada tahun 1973 di Tasikmalaya menjadi titik awal perjalanan spiritual seorang penerus. Ia ditakdirkan untuk menjadi penerus kepemimpinan Syekh Al Akbar Muhammad Daud Dahlan, Guru Mursyid Al-Idrisiyyah yang wafat pada 28 Juni 2010 (16 Rajab 1431). Tugas yang tidak ringan, namun dijalani dengan penuh dedikasi.
Syekh Muhammad Fathurrahman, M.Ag., mengambil alih estafet kepemimpinan Al-Idrisiyyah, sebuah tarekat yang dikenal dengan ajaran dan praktik tasawufnya. Tugas ini bukan sekedar menggantikan posisi, tetapi meneruskan legasi suci yang telah diwariskan oleh pendahulunya.
Dengan menerima amanah ini, Syekh Muhammad Fathurrahman memikul tanggung jawab besar untuk menjaga kelestarian dan menebarkan ajaran Al-Idrisiyyah di masyarakat. Ia diharapkan mampu menjadi panutan dan pemimpin yang bijaksana, menuntun ummat dalam meniti jalan spiritual menuju Allah SWT.
Sebagai penerus, Syekh Muhammad Fathurrahman memiliki tantangan yang tidak mudah. Di era globalisasi ini, kepercayaan dan spiritualitas sering terusik oleh arus informasi yang cepat dan sering kali tidak memiliki landasan yang kokoh. Maka, kepemimpinan yang bijaksana dan mendalam diperlukan untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai spiritual yang ada dalam tarekat Al-Idrisiyyah.
Semoga Syekh Muhammad Fathurrahman mampu menjalankan amanahnya dengan baik, menyalakan cahaya spiritual Al-Idrisiyyah yang cerah di tengah gelapnya zaman, dan menebarkan kebaikan bagi ummat.[Red:transformasinusa.com]