PDIP SEHARUSNYA MELAMPAUI PARTAI
Oleh Legisan Samtafsir
TRANSFORMASINUSA.COM | Sepertinya, hari ini Selasa 27 Agustus rakyat akan menyaksikan komitmen PDIP untuk mencalonkan Anies atau tidak. Itu bukan keputusan biasa. Bagi yang sejak awal mengikuti perhelatan politik di negeri ini, keputusan PDIP itu akan meyakinkan publik, tentang warna PDIP yang sebenarnya. PDIP akan dinilai sebagai partai yang mampu melihat peluang kejayaan negeri, atau hanya peduli pada partainya sendiri?
Dalam situasi negara yang sedang carut marut saat ini, seharusnya PDIP berpikir dengan cara pandang Indonesia, bukan eksklusif partainya. Keputusan siapa yang akan diusung PDIP untuk Calgub Jakarta, seharusnya bukan orientasi kepada partai tapi kepada Indonesia. Wawasan PDIP harusnya kebangsaan bukan kepartaian.
Jika mengikut yang seharusnya itu, maka PDIP akan terlihat sebagai partai yang matang dan negarawan dalam mengelola bangsa ini. Tetapi jika sebaliknya, PDIP hanya melihat dengan perspektif inward looking, eksklusif partainya sendiri, maka PDIP akan kehilangan kepekaan Nasional. Tidak akan ada bedanya, PDIP dengan partai lain, yang pragmatis dan oportunis, sempit dan picik melihat persoalan hanya dari kacamata partainya.
*Outward Looking: Kenegarawanan*
Dalam hal mengusung Anies untuk Cagub Jakarta, tujuan kita seharusnya bukan dalam konteks membesarkan Anies atau memenangkan PDIP, bukan. Persoalannya bukan Anies mendompleng atau harus menjadi kader PDIP. Tujuan kita adalah memenangkan perjuangan, memajukan Indonesia adil makmur untuk semua.
Anies dan PDIP, tentu saja, hanyalah aktor perjuangan. Kita, rakyat, lebih peduli pada siapa yang memperjuangkan dan memihak pada rakyat. Warna apa saja, merah, gelap atau tak berwarna sekalipun, sejauh memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi rakyat, ia akan jadi pahlawan. Persoalannya, apakah PDIP melihat permasalahan bangsa dengan kacamata Indonesia atau hanya dengan kacamata internal PDIP ?
Dalam hal itu, sesungguhnya, itu yang dulu sekali (2014) diharapkan oleh rakyat dari orang Solo, Jokowi, untuk bisa memperjuangkan dan memihak pada rakyat. Dan PDIP berjasa mengorbitkannya sehingga Jokowi menjadi presiden. Tetapi sayang sekali, setelah jadi presiden dan semakin berkuasa, ia malah berpaling dari rakyat, dan sebaliknya memihak oligarki. Fakta itu muncul belakangan atau sebetulnya memang sejak awal sudah ada, tapi tersebunyi...? Dan PDIP tentu saja harus ikut bertanggungjawab. Tetapi juga, malah PDIP nya pun ditinggalkan oleh Jokowi.
Terlepas dari situ, PKS menjadi alternatif dan berkibar untuk berpihak kepada kebenaran dan keadilan, sehingga rakyat menaruh harapan padanya. Dan menjelang pilpres, PKB dan Nasdem menunjukkan idealismenya, sehingga terjadilah koalisi ideal, PKB, Nasdem dan PKS, maka harapan rakyat pun membuncah. Anies-Muhaimin menjadi harapan mayoritas rakyat Indonesia. Tapi apa daya, harapan rakyat dipatahkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Menjelang Pilkada Jakarta, ada harapan terang karena PKS, Nasdem dan PKB kembali berkoalisi mengusung Anies untuk Jakarta 1. Tapi tiba-tiba... dhuaaarr, ketiganya berbalik arah masuk ke dalam kolam KIM bersama rezim. Semua penjelasan tentang itu, mengarah pada adanya iming-iming atau tekanan kepada para Ketua Partai koalisi, sehingga terpaksa mereka meninggalkan Anies.
*The Last Warrior*
Satu-satunya harapan adalah PDIP, sebagai _the last warrior_. Dan setelah drama pembegalan atas keputusan MK nomor 60 dan 70 dibatalkan karena tekanan Mahasiswa, Rakyat dan Buruh, maka PDIP seyogiyanya mengusung Anies untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 ini, demi rakyat, bangsa dan negara.
Oleh karena itu, PDIP harus melihat fakta itu sebagai peluang untuk menyelamatkan perjuangan keadilan untuk rakyat. Meski Anies bukan kader PDIP, tapi Anies dan PDIP punya banyak kesamaan dan chemistry, sehingga tidak sulit untuk disatukan. Maka jangan melewatkan kesempatan ini.
Sudah seharusnya PDIP mengusung Anies. Anies memang bukan tipe orang yang memberikan janji ABS (asal bapak senang). Tapi rekam jejaknya menunjukkan Anies orang yang Amanah, Nasionalis, Integritas dan Smart. Bersama Anies, harapan dan cita-cita PDIP akan sangat baik tercapai. Efek 'ekor jas' Anies akan membuat PDIP semakin besar, seperti sejak awal dulu, ketika mengusung tukang kayu dari Solo itu. Salam juang _Merdeka..._!!!