Kapolres Klaten AKBP Warsono: Fokus pada Pembinaan Karakter Anak Muda dan Sinergi Antar Instansi
TRANSFORMASINUSA.COM | Klaten - Kapolres Klaten, AKBP Warsono, SH., SIK., MH., mengakui bahwa tantangan terbesar di wilayah Klaten adalah letaknya yang strategis, diapit oleh dua kota besar, Solo dan Yogyakarta. Menurut Warsono, persoalan kecil antar organisasi di Klaten bisa menjadi besar karena pengaruh dari dua kota tersebut.
Kapolres Klaten menjelaskan bahwa fokus kebijakannya adalah pada pembinaan karakter anak muda agar lebih baik. "Kami menggandeng TNI, Polri, dan instansi lainnya untuk bersinergi dalam membentuk karakter generasi muda yang lebih baik," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Berita Istana.
Lebih lanjut, Warsono menekankan bahwa kebijakan yang diambil lebih mengarah pada aspek sosial dan harus dilakukan dengan adil, sesuai dengan instruksi Kapolda Jawa Tengah. "Slogan kami adalah menjadi polisi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tambahnya.
Dalam upaya mendekatkan diri kepada masyarakat, Warsono menyatakan bahwa komunikasi melalui kegiatan shalawatan menjadi momen penting untuk berinteraksi dengan warga Klaten. “Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat,” jelasnya.
Terkait dengan berbagai masalah di masyarakat, seperti persoalan air PDAM, Kapolres Klaten menegaskan bahwa pihaknya selalu siap menjembatani antara masyarakat dan instansi terkait. "Kami mendengarkan dan menindaklanjuti laporan masyarakat yang disampaikan melalui Polsek setempat," kata Warsono.
Untuk jangka panjang, Kapolres Klaten berencana terus menjaga silaturahmi antar umat beragama, baik Islam, Nasrani, maupun agama lainnya, demi menjaga keharmonisan di Klaten.
Menutup wawancara, Kapolres Klaten memberikan pesan kepada anak-anak muda untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. "Media sosial memiliki dua sisi, positif dan negatif. Kami berharap anak-anak muda dapat memanfaatkan sisi positifnya," pesannya.
Terakhir, Warsono mengingatkan seluruh masyarakat Klaten untuk menjadi "polisi" bagi diri mereka sendiri dengan mematuhi segala aturan yang ada. "Patuhi aturan yang ada, jadilah polisi untuk diri sendiri," pungkasnya.
Warsono menambahkan,menjelang tahun 2045, yang menandai satu abad kemerdekaan Indonesia, cita-cita besar Indonesia Emas semakin mendekat. Sebuah visi yang menjanjikan kemajuan dan kesejahteraan, di mana Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu negara maju dengan perekonomian terbesar di dunia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, satu faktor yang tak dapat diabaikan adalah pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Sumber daya manusia yang unggul menjadi modal utama dalam pembangunan nasional. SDM yang berkualitas akan mendorong inovasi, produktivitas, dan daya saing bangsa di kancah global. Pemerintah Indonesia, dalam berbagai kesempatan, menegaskan komitmennya untuk memperkuat kualitas pendidikan dan pelatihan guna menciptakan tenaga kerja yang kompeten, adaptif, dan siap bersaing di era globalisasi.
Investasi pada sektor pendidikan merupakan salah satu langkah strategis yang diambil. Mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, pemerintah berupaya meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan. Kurikulum dirancang agar mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi. Selain itu, pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan juga menjadi fokus untuk menciptakan tenaga kerja yang siap pakai di industri.(*)