Pabrik Desalinasi Air di Gaza Berhenti Beroperasi karena Kehabisan Bahan Bakar
TRANSFORMASINUSA.COM | Instalasi desalinasi air yang menyediakan air untuk Gaza dan wilayah utara berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar. Instalasi tersebut telah berhenti beroperasi sepenuhnya, yang memperburuk penderitaan warga dan situasi kemanusiaan di daerah tersebut, terutama setelah penghancuran sumur air di Gaza Utara oleh teroris Israel.
Tentara Israel telah sepenuhnya melarang masuknya bahan bakar ke wilayah utara sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober lalu.
كاميرا #الجزيرة ترصد استياء المواطنين بعد توقف محطات تحلية المياه التي تزود مناطق شمال القطاع ومدينة #غزة عن العمل بسبب نفاد الوقود.. التفاصيل مع أنس الشريف pic.twitter.com/euiKOmcxpn
— الجزيرة مصر (@AJA_Egypt) July 11, 2024
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa lalu, Pemerintah Kota Gaza mengatakan bahwa krisis air yang berlanjut di banyak wilayah kota disebabkan oleh kerusakan pada pipa air “Mekorot” akibat invasi terus-menerus oleh tentara Israel di timur kota, serta penghentian operasi banyak sumur di timur dan barat kota yang tidak dapat dijangkau oleh petugas pemerintah kota.
كارثة إنسانية..
توقف محطات تحلية المياه بغزة وشمالها جراء نفاد الوقود. pic.twitter.com/jtJjMS1ptq
— عبدالله الاسطل (@Abomalekalasta2) July 11, 2024
Pemerintah Kota Gaza menyatakan bahwa operasional hanya terbatas pada beberapa sumur yang bisa dijangkau, dan para insinyur serta tim teknis mereka berusaha keras mencari alternatif untuk mengurangi krisis air meskipun dengan keterbatasan sumber daya dan risiko tinggi.
مواطنوا #غزة الكرام
تلفت بلدية غزة عنايتكم إلى أن استمرار أزمة المياه في مناطق واسعة من المدينة ناجم عن تضرر خط مياه "ميكروت" بفعل استمرار توغل قوات الاحتلال شرق المدينة إضافة إلى توقف عدد كبير من الآبار في شرق وغرب المدينة عن العمل وعدم تمكن طواقم البلدية من الوصول إليها وإلى…
— بلدية غزة – Municipality of Gaza (@munigaza) July 9, 2024
Beberapa hari yang lalu, Pemerintah Kota Gaza juga menegaskan bahwa jumlah air yang tersedia saat ini terbatas dan hanya mencakup sekitar 40% dari total area kota. Jumlah ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga, serta sebagian besar wilayah di barat laut kota mengalami krisis air yang serius dan tidak mendapatkan pasokan air karena penghancuran sumber dan jaringan air oleh pihak penjajah, termasuk sumur air dan instalasi desalinasi di barat laut kota.