Fenomena Udara dingin di Pulau Jawa
TRANSFORMASI NUSA.COM | Beberapa hari ini masyarakat di sekitar pulau Jawa merasakan suhu udara yang tidak biasanya berada dibawah rata-rata suhu tahunan. Di beberapa wilayah Jawa Barat tercatat hampir merata suhu berkisar antara 14 derajad celsius sampai dengan 22 derajad celsius. Bahkan di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah berada dibawah titik beku sebesar minus 1-2 derajad celsius. Lalu apa yang menyebabkan ter jadinya anomali cuaca tersebut? Berikut penjelasan Ilmiahnya :
Fenomena udara dingin yang terjadi di Pulau Jawa sering kali disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. **Musim Kemarau:** Pada musim kemarau, langit biasanya cerah dan tidak banyak awan yang menutupi permukaan bumi. Hal ini menyebabkan panas dari permukaan bumi dengan cepat terlepas ke atmosfer pada malam hari, sehingga suhu di permukaan bumi menjadi lebih dingin.
2. **Angin Monsun Timur:** Pada bulan Juni hingga September, Pulau Jawa mengalami angin monsunal timur yang berasal dari Australia. Angin ini membawa udara kering dan dingin yang dapat menurunkan suhu udara di Pulau Jawa.
3. **Inversi Suhu:** Inversi suhu adalah kondisi di mana suhu udara di lapisan bawah atmosfer lebih rendah dibandingkan lapisan di atasnya. Hal ini sering terjadi pada malam hari di musim kemarau, yang menyebabkan suhu permukaan menjadi lebih dingin.
4. **Pengaruh La Nina:** Pada beberapa tahun, fenomena La Nina dapat mempengaruhi suhu di Indonesia dengan meningkatkan kelembapan dan menurunkan suhu permukaan laut. Hal ini dapat berkontribusi pada suhu yang lebih dingin di daratan.
5. **Lokasi Geografis:** Pulau Jawa yang memiliki banyak pegunungan juga dapat mengalami suhu yang lebih dingin, terutama di daerah dataran tinggi seperti Dieng, Malang, dan Bogor.
Fenomena ini biasanya terjadi pada malam hari dan dini hari, sementara suhu udara akan kembali naik saat siang hari seiring dengan munculnya matahari.
MAHEP.